Friday, June 26, 2015

Cerita Bpunk - Perjalanan Horor Sabu - Kupang


Tadi malam baru saja ketemu gambar horor ini di Internet. Langsung teringat sekitar tahun 2001, tepatnya sebelum berangkat ke Yogyakarta, Bpunk sempatkan jalan-jalan ke Sabu. Sabu adalah sebuah pulau yang sangat indah. Pantainya masih bersih, dan udaranya juga masih bersih. Maklum, Pulau tersebut belum terzolimi pabrik, kendaraan yang pake knalpot cerobong kereta batubara, atau bekas di bom nuklir oleh Amerika.


Perjalanan kesana sebenarnya aman-aman saja. Cuma memakan waktu sekitat 8 jam menggunakan Feri lewat pelabuhan Bolok, Kupang NTT. Bpunk menikmati kehidupan pedesaan yang menyenangkan disana, Ikut menangkap ikan menggunakan Jala di laut, makan kelapa muda sepuasnya, atau sekedar menghadiri pesta adat disana, dan pulang dalam keadaan mabuk parah :p. Berhubung belum ada lampu jalan, Bpunk juga sempat menginjak ranjau ditengah jalan. Kupreet..! Rupanya tadi sore ada iring-iringan kerbau yang lewat jalan tersebut.

Akhirnya tiba saat untuk pulang Kupang. Bpunk pulang sendirian, menggunakan Feri yang lepas landas sekitar pukul sembilan pagi. Teman-teman yang belum mau pulang sebenarnya sudah mengingatkan untuk sebaiknya jangan pulang dulu hari itu, karena angin laut sedang tidak bersahabat padahal sudah minta kenalan dan ditawari rokok. Berbekal 1 bungkus nasi, dan uang sisa beli tiket 15.000,mepet- Bpunk nekat merasakan kerasnya badai. (Sumpah, goblok benar waktu itu...)

Saat lepas dari pelabuhan, ombak memang belum terlalu keras, dan kapal juga hanya oleng sedikit. Keadaan kapal yang penuh, membuat Bpunk keluar dari ruang penumpang dan memilih untuk duduk di buritan belakang kapal, dekat tempat gulungan tali. Bpunk lebih memilih untuk duduk disitu karena lebih banyak angin, dan (mungkin) bisa mengurangi efek mabuk laut jika berada dalam ruangan tertutup seperti ruangan penumpang.


Ketika mulai sore, ombak mulai menggila. Suasana jadi tambah seru karena kapal mulai berasa seperti jungkat-jungkit. Berhubung lapar, Bpunk baru ingat kalau dibekali makanan. Yah... Makanannya sudah basi. Terpaksa Bpunk melakukan ritual tolak bala dengan membuang makanan tersebut ke laut, sambil berdoa agar ikan yang makan nasi tersebut tidak mati karena makan makanan basi. Maka dalam keadaan lapar, ditiup angin yang tak kunjung usai, Bpunk sukses masuk angin. Bpunk'rs tahu sendiri apa yang terjadi berikutnya jika  masuk angin, dan terus ditiup angin kencang kan? Bpunk terpaksa suka buka-tutup pintu belakang. Beberapa penumpang yang dekat Bpunk mulai menjauh, bahkan beberapa tampaknya sampai rontok bulu hidungnya.

Hari semakin gelap, dan langit mulai berawan. Bulan hanya separuh dan kadang malu-malu sembunyi dibalik awan. Meski demikian, terangnya cukup menerangi laut yang lagi mengamuk. Sekitar jam 9 malam. Laut semakin mengamuk, dan angin semakin kencang. Gerimis kecil mulai turun, meski cuma sebentar. Setiap kali kapal dihantam ombak dan bagian depan kapal terangkat, Bpunk seperti sudah mampu menyentuh air dibagian belakang kapal. Ombak yang memukul dari depan kapal membuat air masuk hampir setengah dari parkiran mobil. Isu mulai berkembang kalau Feri yang Bpunk tumpangi mengalami kerusakan mesin sehingga hanya tersisa satu mesin yang bekerja. Bpunk mulai berpikir, "yah mati kok di kapal feri... coba di Titanic. Lumayan bisa cipokan dulu sama Rose DeWitt.. ckckck....".

Berhubung keadaan makin horor, semua penumpang mulai meninggalkan tempat duduk disekitar Bpunk. Asikk... Bpunk jadi punya posisi uenak buat tiduran. Dari posisi tiduran itu, Bpunk bisa melihat deretan kamar mandi umum di dek 3. Banyak orang masuk keluar disitu menunaikan ibadah mengeluarkan isi perut yang terus dibombardir amukan gelombang laut. Beberapa membuat Bpunk ketawa ngakak sendiri. Ada penumpang yang belum juga menyentuh gagang pintu sudah ejakulasi dini. Segala tumis kangkung, nasi dan teman-teman sudah meleleh keluar mengotori baju dan celana sebelum masuk kedalam kamar mandi. Bpunk jadi berpikir, kalau tadi nasi tidak basi, mungkin Bpunk juga bisa bernasib sama. Untunglah nasi tadi basi.. (Untung matane!! Kelaparan sepanjang malam ini!!)

Berhubung semakin ngantuk, Bpunk paksakan untuk tidur. Sudahlah, kalo memang mati, ya mati saja. Kalau bisa matinya langsung seperti mati lampu, tidak perlu merasa menelan bergalon-galon air laut baru mati. Kan perut lagi kosong, sudah itu masuk angin lagi. Tentu sangat tidak enak minum air laut banyak-banyak baru is dead.

Beberapa kali Bpunk terbangun. Saat terbangun, Bpunk sempatkan melihat keadaan kapal. Ah belum tenggelam, ombak nya juga segitu-gitu saja, paling cuma mampu masuk sampai setengah parkiran mobil. Ini sama saja keadaannya sebelum Bpunk tidur tadi. Akh.!! Sama sekali tidak kreatif..!! Tidur lagi.....

Sekitar jam 5 pagi badai sudah mulai mereda. Kapal tidak lagi terlalu dangdutan. Bpunk lihat beberapa penumpang sedang menghitung ayam-ayamnya yang mati dimandikan ombak sepanjang malam. Perut sudah terlanjur tak lapar lagi. Sekitar jam 7 Bpunk coba mencari toko atau apalah namanya kalau dikapal. Disana, banyak yang sedang membeli makanan. Bpunk jadi galau. Kalau beli makan, nanti tak cukup beli rokok. Setelah menghitung kancing baju orang lain, keputusan sudah bulat. Rokok saja! Bpunk secepatnya kembali ke bawah, takut kalau singgasana kerajaan sudah ada yang duduki. Sambil menikmati oksigen rasa gudang garam, Bpunk kembali mengamati orang-orang yang sedang menghitung biaya kedukaan atas meninggalnya banyak ayam yang dibawa dari kampung. Semoga sang Ayam masih bisa di opor di alam sana.. amin...

Sekitar jam 12 siang, pelabuhan Bolok mulai tampak. Para penumpang mulai gembira ada yang berdoa syukur, ada juga yang langsung mandi dan dandan (lah?). Diantara gaduhnya suara penumpang, ada suara lain. Suara memprihatinkan, menangis meminta ampun dan tolong.. Rupanya ada "penumpang" kapal feri yang akan dibuang ke laut sebagai "upeti" karena kapal berhasil selamat dari amukan badai semalaman. Bpunk terpaksa meninggalkan singgasana karena  tidak tega melihat si "penumpang" yang terus mengembik akan tenggelam perlahan ditengah laut. Ah kasihan "penumpang" itu, coba digulai atau disate saja.. tentu lebih enak... Gulai+Sate Kambing dengan nasi masih panas.. beeeh... mantaff...!! *Efek belum makan dari kemarin.

Jam 2 siang kapal merapat di pelabuhan. Saat kaki menginjak tanah, ada rasa aneh. Serasa tanah juga masih bergoyang, efek gelombang laut belum hilang rupanya. Uang 5.000 cukup untuk ongkos angkutan pulang ke rumah. Sesampai dirumah, semua makanan yang ada Bpunk habiskan, anggaplah balas dendam dari kemarin pagi.

Gila, perjalanan yang seharusnya 8-9 jam, bisa sampai 29 jam..! Hampir 20 jam kapal hanya dipermainkan ombak. Mungkin semalam kapten kapal hanya berusaha mengikuti arus, karena kalau dilawan mungkin kapal benar-benar tenggelam, apalagi jika benar hanya satu mesin yang berfungsi. Ah sudahlah.. sudah lewat ini.. tapi tetap menjadi pengalaman "hampir mati" yang menyenangkan (???)....

4 comments:

  1. wah koks perlu ada upeti yg dibuang ke laut,,, kasihan bgt dia,,
    asik dong perjalanan seperti di titanic aja,, syukur agan slamat ya sob,,,
    selamat...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Udh di edit postingan ini mas muarra.. Mungkin dikira manusia yang diupetikan.. hehehe...

      Delete
  2. iya kasian itu yang jadi korban bagi dewa neptunus. XD
    wih pasti seru ya. kalo gitu kalo kapan2 ane naik kapal yang sama ke kupang, kudu bikin surat wasiat dulu. ninggalin warisan berupa seprei kotor n beberapa kolor.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wih seru abis... #kringetan :D
      kasian bener ahli warisnya... semoga ditabahkan menerima warisan ajib seperti itu... hahahaha...

      Delete

Tenang... Meski Do-Follow, komen disini pasti dimoderasi kok.. :)
Jadi ga usah repot-repot spam, pasang link dibox komen, ngiklan ga jelas...
Berkomentarlah layaknya manusia... :)

Artikel Paling Banyak Dibaca