Tuesday, June 9, 2015

Cerita Bpunk - Jadi Anak Kost di Yogyakarta


Yogyakarta atau Jogja? Masa bodo..! Kota ini terlalu penuh kenangan, bahkan sejak pertama kali menginjakkan kaki diterminal lama (Juli 2001) hingga terpaksa Bpunk tinggalkan di awal tahun 2009. Sudah tak ada alasan lagi untuk bisa lebih lama menikmati kehidupan di Yogyakarta.

Waktu itu, Bpunk tergabung dalam kloter akhir wisudawan dari angkatan 2002. Isinya memang rata-rata orang yang kabel otaknya pada putus separuh atau akut. Tapi, yang buat kami bisa tetap ketawa-ketiwi tanpa malu saat wisuda karena salah satu wisudawan di angkatan kami masuk dalam jajaran lulusan terbaik sekampus. Ah, kepintarannya menyelamatkan wajah kami semua. Asli ini menghibur diri... seharusnya sama sekali tidak.

Akhirnya, masalah kuliah beres.. dan ah.. putaran roda hidup masih terus berlanjut..

Apa ya hubungan gambar Menpora Roy Suryo dengan artikel ini? Hehehehe...

Anak Kost di Yogyakarta - Kepuh (2001-2002).

Hidup sebagai anak kost selama tinggal di Yogyakarta sudah tentu banyak lucu-senangnya. Senang biasanya diawal bulan, berasa jadi orang kaya sementara, karena akhirnya ada yang bisa ditarik tunai dari ATM tercinta (biasanya cuma bisa cek saldo sambil berharap ada keajaiban saldo tiba-tiba jadi 6 digit).

Selama di Yogyakarta, Bpunk hanya sempat nge-kost di 2 tempat. Malah seharusnya di disatu tempat saja jika Bpunk tidak harus masuk Asrama sebagai kewajiban mahasiswa tahun pertama. Kost-kost-an pertama di Kepuh, gang kedua setelah masuk dari seberang jalan LPP. Pemilik kostnya ketua RT (atau RW?) setempat. Sekeluarga baiknya luar biasa... Mereka pengertian sekali, kadang membuat acara di akhir-akhir bulan, membuat Bpunk yang lagi kelaparan bisa makan banyak untuk persiapan tak makan beberapa hari setelahnya.

Ternyata Bpunk nge-kost bersama teman-teman baru yang sudah sesepuh (mendekati abadi) dikampusnya masing-masing. Wah, contoh menjadi mahasiswa yang menarik... Alhamdulilah, saat tahun 2002 Bpunk diterima di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), mereka semua sudah lulus dan mewariskan barang-barang mewah cagar budaya seperti lemari, tape, sampai gantungan baju dan kunci... Hati senang luar biasa, tradisi warisan ini menyelamatkan keuangan Bpunk yang saat itu akan menjadi sangat tidak sejahtera jika harus membeli barang-barang mewah seperti gantungan baju.

Di kost ini juga Bpunk mulai dipaksa keadaan untuk makan makanan wajib mahasiswa, yaitu mie-instan. Bpunk tidak suka awalnya, karena memang bukan kebiasaan. Tapi lama-lama Burjo atau angkringan jadi tempat tongkrongan. Seminggu tak makan mie-instan, Bpunk bisa sakaw tak jelas... "mie..mie...manaaa mieeee...!!!" Menu andalan adalah Indomie Goreng pake kuah. Itu wajib! Yang tak wajib adalah pake telur, berhubung harga meningkat signifikan kalo pake telur. Biasanya cuma mampu diawal bulan, karena kalau sudah pertengahan bulan, bisa pake satu tempe/tahu goreng saja sudah senang. Mengapa mie goreng kok pake kuah? Karena Bpunk tak suka rasa bumbu kental dari mie kuah sebenarnya. Rasanya pas sekali jika mie goreng yang diberi kuah... Maknyus, seperti kata Pa'de Bondan..

Kost Demangan Indah (2003-2009)

Setelah keluar Asrama (tahun 2003), kost kedua adalah didaerah Demangan, gang Srikandi, belakang kantor pos. Disini pun keluarga yang punya kost baiknya luar biasa. Kebetulan saat itu, kost-kost-an lagi kosong, mungkin baru abis cuci gudang.
Jadi, bertujuh dari kami bisa "menguasai" kost-kost-an tersebut.

Makan Malam - Acara Penyambutan

Seminggu setelah kami masuk kost tersebut, kami dijamu makan malam. Ah, langsung merasa betah kami disana. Acaranya juga sepertinya sengaja dibuat mendekati akhir bulan. Meja makan dikeluarkan, nasi sebaskom penuh, mie goreng ayam juga sebaskom, dan sate ayam bumbu kacang segunung. Serius..! Dan dengan "penuh pengertian", mereka "sengaja" keluar jalan-jalan sekeluarga, bukannya menjagai kami yang bisa saja memakan baskomnya juga karena memang dalam kondisi kelaparan. Malam itu, kami semua makan seperti kesetanan. Nasi adalah lauk, mie dan sate adalah makanan pokok. Tidak sampai sejam, mie sebaskom ludes dan tak perlu ditanya bagaimana kondisi akhir segunung sate. Kami semua duduk sambil ngelus-ngelus perut yang mengkilat.. Ah dunia tampaknya lebih cerah kalo sudah kenyang...

Bpunk pikir, saat mereka pulang dan melihat kondisi meja makan berantakan dengan lauk ludes total, mereka akan bersumpah pocong tidak akan memberikan "acara makan-makan" seperti ini lagi kepada kami. Rupanya tidak, seringkali Ibu kost memberikan kami aneka kue saat pagi atau sore. Dan jika ada acara keluarga, perayaaan, atau pesta, kami para penghuni kost yang kelaparan selalu diselundupkan dari dapur langsung menuju meja makan. Dengan muka dan pakaian lusuh baru bangun tidur (sengaja tidur supaya lupa lapar sesaat), kami tetap masuk dengan PD mengambil makanan sepenuh-penuhnya piring dapat menampung, dan berharap kami masih bisa melakukannya lagi di putaran kedua. Pada saat menghabiskan putaran pertama, kami juga meng-sms teman-teman seangkatan yang tinggal dekat daerah kami, pendek dan jelas "ada pesta. cepat!". Atau jika dari pagi atau siang ada ciri-ciri akan mengadakan acara keluarga, teman-teman sudah di-sms duluan, "datang woi, kayaknya bentar ada pesta!".

Saat kloter akhir kami akan diwisuda, Bapak dan Ibu kost dengan senang hati menyediakan tempat dirumah utama dan tambahan makanan buat kami yang membuat acara kecil-kecilan bertema tak resmi: "akhirnya lulus".

Bapak dan Ibu kost sangat menyayangi kami. Padahal kost-kost tersebut sering kami jadikan markas makar-jakan tugas kuliah. Jika kami bertujuh, terbagi dalam 3 kelompok yang masing-masing berisi 5-6 orang, maka bisa dibayangkan ramainya kost tersebut sampai pagi, atau setidaknya sampai menjelang presentasi di kelas (ide-ide brilian selalu muncul saat kefepet, FAKTA!!).

Teman Wanita? F*ck OUT...!!!!

Rata-rata aturan kost laki (yang kondisi dan keadaan kostnya diperhatikan oleh pemilik), akan melarang tamu wanita masuk kelingkungan kost apalagi kamar. Cukup diteras kost saja. Ini kok sepertinya tidak berlaku dengan teman-teman wanita kami, bahkan pacar.

Alkisah pada suatu hari... Ki sanak salah satu penghuni kost (bukan anggota boyband the big 7), membawa masuk pacar/teman wanitanya. Belum juga sampai ke pintu kamar, dengan ilmu meringankan tubuh, Ibu kost tiba-tiba sudah berkacak-pinggang di pintu samping rumah utama, menghardik keluar teman wanita tersebut dengan wajah bengis. Wanita itu keluar dengan tertunduk malu karena ilmu kanuragan-nya tak sebanding. Beberapa dari kami yang kebetulan lagi duduk ngemis didepan pintu kamar, cuma bisa nunduk. 
Belum juga beberapa detik pintu masuk kost tertutup, beberapa teman wanita kami masuk dengan santai "siang Ibuuu...". Eh wajah stengah kopling Ibu kost langsung berubah ramah, "Oh iya, siang...". Dan dengan santai Ibu kost masuk kembali ke rumah utama, meninggalkan Ki Sanak yang melongo bingung habis diterpa Ajian SratJiwa Arya Kamandanu. Oh Tidaaaaaak...!! Ada apa whats wrong dengan Ibu Kost!!

Peraturan tentang pacar/teman wanita tersebut, benar-benar tidak berlaku bagi kami. Sampai sekarang tak pernah salah satu dari kami mengetahui alasan sebenarnya mengapa kami boleh dan yang lain tidak? Tapi satu hal yang kami jaga selalu adalah kepercayaan! Jika Bapak dan Ibu kost bisa memberi kepercayaan sebesar itu kepada kami, kami dengan bangga mengaku, tak satupun dari kami menyalah-gunakan kepercayaan tersebut. Teman wanita datang, tidak ada satupun pintu kamar kost kami yang tertutup tiba-tiba, semua terbuka lebar. Sesekali, Bapak kost datang ngobrol dikamar Bpunk kalau ada teman wanita Bpunk yang datang berkunjung. Bahkan, kadang Ibu kost malah mengeluarkan kue kalau kami lagi ramai. Luar biasa baik kan..?

Jagain Rumah Ya....

Kepercayaan lain yang Bpunk dapat adalah dipercayakan untuk menjaga rumah saat mudik perayaan hari raya. Teman-teman yang memang rata-rata rumahnya hanya senapas-tiga-napas dari Yogyakarta atau masih dipulau Jawa pasti sudah mudik dari awal liburan. Tinggallah Bpunk sendiri di kost-kostan yang sunyi dengan jumlah 13 kamar, dan hanya satu yang berpenghuni. Bpunk dimintai tolong untuk menjaga rumah beserta kost-kostan, dengan akses penuh kelingkungan dapur yang telah disediakan setumpuk persediaan makanan yang mungkin bisa sampai seminggu, padahal mereka perginya paling lama cuma dua hari. Begitu mereka pulang, persediaan makanan yang ada didapur diserah-terimakan ke Bpunk, beserta banyak oleh-oleh kue dan jajanan dari tempat mudik.

Ah.. Hari raya diakhir bulan, berasa di awal bulan...

Bayar Kost vs Ngutang

Selama disana uang sewa kost penghuni lain bisa naik, tapi tidak dengan Bpunk dan teman-teman. Harga sewa tetap sama dari pertama kali masuk, hingga keluar. Bagaimana dengan bayar kost? Hadoh... Bpunk kebanyakan ngutang-nya daripada bayar tepat waktu. Pertama kali "terpaksa" ngutang 2 bulan, Bpunk dipanggil menghadap. Mampus sudah, bakal diusir dah. Eh malah Bapak sama Ibu kost cuma senyam-senyum lihat muka Bpunk yang pasrah jika diusir. "Kamu kalau ada masalah, ngomong saja. Jangan diam... Kami disini mau kok untuk mengerti keadaan". Pleeeng cek ewer kewer... keluar dengan perasaan bahagia, tapi mata berkaca-kaca. Kampret! Ni orang kok baik amat yak...!?

Selama hampir 5 tahun nge-kost dirumah tersebut, Bpunk memang lebih sering ngutang, tapi Bpunk tidak lari dari tanggung jawab untuk bayar. Sebelum pamitan, semua administrasi bereeesss..!!

Bpunk benar-benar merasa sangat beruntung bisa ngekost ditempat yang pemiliknya perhatian... Terima kasih Bapak-Ibu Kost, kebaikan yang telah Bpunk terima selama itu, tak akan Bpunk lupakan selamanya. Berharap kita masih dapat bertemu lagi... (jadi mewek..)

*******

Semua pengalaman sebagai anak kost, yang dulunya tampak menyedihkan dan memprihatinkan, malah menjadi hal yang paling Bpunk kangeni saat ini.

Saat hari terakhir di Yogyakarta, Bpunk sarapan di Gudeg paling T.O.P depan LPP (langganan abadi, suka karena pakai ayam kampung tapi harga sama/lebih murah daripada gudeg lain).

Berlanjut dengan nongkrong sendirian di depan Kantor Pos Malioboro, sambil meratapi nasib, "kupreeet..!! kayaknya aku kecepetan lulusnya...!!".

Nasi sudah menjadi bubur, Bpunk akhirnya lulus!! Hehehe....



Pulang kekotamu, ada setangkup haru, dalam rindu.. 

Masih seperti dulu, tiap sudut menyapaku bersahabat.. 
Penuh, selaksa makna..... 
Terhanyut aku akan nostalgi, saat kita sering luangkan waktu... 
Nikmati bersama, suasana Jogja....
Kla Project - Yogyakarta

6 comments:

  1. wah memang jogja koa yg indah saya smpat juga nekost disana, eh bukan ngekost tp numpang kost ditmpat kost teman sya dkat UII sleman,, bhsa kasarx numpang nginap sich,, hehee asik pokoknya di jogja,,

    apalgi udara yg sejuk dan dingin,, enak klw berdua2 an,,, hayayyy..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha.. Wah sleman emang salah satu daerah sejuk.
      Hati-hati Mas Muarra, jangan sampai lama2 di Yogyakarta, ntar sakaw pengen liburan lagi disana... hehehehe...

      Delete
  2. memang jogja selalu memanggil2 pengen kesana lagi ya. saya cuma pernah sebentar disana.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah jangan lama2 mas... ntar sakaw pengen balik jogja seperti saya.. hahahahaha...

      Delete
  3. Replies
    1. hahaha.. pengennya gitu.. secepatnya dah...

      Delete

Tenang... Meski Do-Follow, komen disini pasti dimoderasi kok.. :)
Jadi ga usah repot-repot spam, pasang link dibox komen, ngiklan ga jelas...
Berkomentarlah layaknya manusia... :)

Artikel Paling Banyak Dibaca